Beberapa
waktu lallu kabar duka tersebar dengan sangat cepat mengenai meninggalnya
ayahanda dari salah satu gitaris kesayangan, Enda Ungu. Papi Kusumah meninggal
karena penyakit diabetes yang dideritanya belakangan ini.
Ucapan belasungkawa langsung
membanjiri media sosial keluarga Kusumah ini, terutama facebook. Papi Kusumah
merupakan salah satu orang tua personil yang paling dekat dengan cliquers. Selalu
rajin membalas pesan pribadi dari cliquers. Yap, orang baik selalu dirindukan
surga-Nya.
Tapi di tulisan ini, aku tidak
ingin terlalu larut dalam duka yang menghampiri. Selama penyelenggaraan jenazah
Papi, ada hal yang membuat air mata sedih itu bercampur dengan haru. Semua
cliquers pasti mengetahui kru tiap personil. Seperti Bang Freeman itu kru-nya
Pasha. Bang Adi kru-nya Oncy. Dan yang lainnya. Yang membuat haru saat Enda berduka,
kru-nya berada tepat di belakang Enda. Bang Ozi terus menyertai Enda dari rumah
sakit , penyelenggaraan jenazah sampai selesai.
Fauzi Azhima, atau sekarang lebih
akrab dengan panggilan Abi Ozi, orang yang paling ramah secapek apapun beliau.
Rasanya tidak ada anak cliquers yang tidak kenal dengan beliau. Apalagi yang
sudah lama mengikuti perjalanan Ungu. Abi adalah orang yang tulus. Buma, istri
Abi juga bilang begitu. Bukan karena suaminya, tapi memang begitu keadaannya.
Sosok Abi Ozi di mataku lebih
dari sekedar Krungu yang telah lama kukenal. Sejak pertama ketemu, sudah
begitu. Feel-nya sudah pas aja. Beliau itu memposisikan diri seperti abang ke
adiknya. Aku ingat beberapa moment di panggungan Ungu, Abi Ozi yang suka
memberikan tanpa pengenalnya untuk memudahkan aku mendapat akses ke area
panggung. Meski beliau selalu mengingatkan untuk tidak mengganggu.
Kalau diceritakan memang setiap
pertemuan di panggungan Ungu di Sumatera Barat bahkan sekali di Riau, selalu
begitu. Salah satu yang kuingat, waktu di Kota Palembang. Konser di sana tepat
sehari sebelum ulang tahunku. Di sana hampir saja aku berada di kerumunan yang
ricuh saat itu. Ceritanya begini..
Aku ke Palembang bersama Kak icha
Jambi. Di sana aku tidak ingin mendominasi, jadi mengikuti arahan dari cliquers
di sana. Saat sudah koordinasi untuk berada di dalam area penonton, aku punya
feeling tidak bagus dengan suasananya. Saat Abi Ozi datang aku malah minta
masuk ke area panggung seperti biasa. Meski tidak mudah, akhirnya kami masuk. Padahal
MyGeisha Palembang tidak dapat akses ke sana sebelumnya. Dan, sesuai feelingku,
area penonton tempat yang awalnya kami pilih ricuh karena ada lelaki yang
berbuat ricuh. Aku lupa ricuhnya kenapa.
Dan, kado ulang tahun dari Abi
Ozi. Hahaha, apapun itu, baju yang dikasih Abi waktu itu masih terbungkus rapi
di lemari kenanganku di rumah jelas dengan foto salah satu mantan.
Di panggungan lain, Abi pernah
memesan banyak makanan di hotel saat aku dan beberapa lainnya ikut ke kamar.
Jangan mikir jauh. Saat itu konser Volmax yang manggungnya baru selesai jam 3
pagi. Dan beberapa kawan ingin minta beberapa pin Oncy yang disimpan Bang Adi
saat itu. Mereka satu kamar berdua, aku ke sana juga berlima.
Kebetulan Abi sedang lapar dan
malas keluar katanya. Dia pesan banyak sekali, meskipun gajadi. Kami ketahuan
sama Enda masih nongkrongin mereka dan alhasil di suruh pulang. Oh iya, saat
itu memang pukul 5 atau 6 pagi Abi harus ke bandara lagi, makanya rencana
mereka tidak ingin tidur dan ajakin nongkrong biar ngobrol banyak katanya. Karena
pas kami naik juga sudah jam 4 lewat.
Lain hal, Abi selalu menyapa
hangat setiap cliquers yang ngerecokin beliau kerja. Sambil kerja selalu
nanyain hal-hal yang membuat kedekatannya terbangun kuat dengan cliquers.
Tidak lama ini juga Abi membuatku
terharu sekali setelah video call dengan Retno yang kebetulan sedang berada di
rumah beliau. Beliau menanyakan tentang rencana kerjaku bahkan saat itu ingat
dengan cita-citaku yang ingin menulis buku. Padahal itu sudah 6 tahunan berlalu
saat aku pamer tulisan perjalanan ngonser perdana itu di blog yang lama.
Setiap ke Jakarta Abi dan Buma
selalu menyambut hangat kedatangan cliquers, gatau nanti ke depannya kalo Reza
udah banyak gaya, ga disambut lagi tapi disambit. Balik lagi ketika Abi
mendampingi Enda, beberapa teman mengirimkan foto hasil jepretan di lokasi,
juga dari media sosial kru lainnya di lokasi; bikin hati kecil seorang Reza
berkata ‘bangga punya Abi, Buma pasti bahagia punya suami begitu’.
Kukira, aku satu-satunya orang
yang haru melihat ketulusan Abi menolong orang, perhatian ke orang dan
penyayang begitu. Siang kemarin, aku chat Buma lewat chat. Buma yang juga sudah
seperti emak bagi reza itu juga cerita apa yang dilihatnya langsung selama Abi
menemani Enda yang berduka. Bahkan kata Buma, dia cerita sambil nangis. Haru katanya,
Abi bisa setulus itu. Duh, jadi rindu sama Buma. Btw, Buma ini satu-satunya
istri kru yang sering ketemu dengan cliquers. Pasangan favorit juga. Mantan model.
Cantik. Baik. Pinter masak.
(Puji terus Bumanya jak, biar
nanti ke Jakarta dimasakin) LOL :D
Semoga bisa setulus itu ya Bi,
Bum. Semoga kami terus bisa numpang makan di rumahnya dengan modus kangen Kaka
Mazel dan irzi. Hahahahaha. Becanda Bum. Kok jadi rindu beneran ya? K
Komentar
Posting Komentar