Bercerita masa lalu rasanya
baik-buruknya tetap saja masuk kategori penyesalan atau tidak bersyukur, itu
menurutku. Pendapat pribadi. Jadi kali ini aku ingin berkhayal saja, ingin
berangan untuk masa depan yang semoga aku dan insyaallah dia yang disiapkan
Tuhan untukku nanti sedang persiapkan. Tak apa, sekalian membuat sebuah catatan
harapan untuk pria yang mungkin saja mengidamkan aku saat ini. Mungkin loh ya,
belum pasti ada soalnya.
Mari kita bermimpi mumpung sedang
malam.
Suatu hari, aku akan punya rumah
minimalis dengan perpustakaan berisi buku-buku yang sudah kumiliki sejak masa
kuliah hingga di hari itu. Di dalamnya ada 2 atau 3 sofa yang akan sangat
nyaman sekali leyeh-leyeh di sana. Aku
menghabiskan waktu sore atau selepas salat magrib di sana. Tidak sendiri, aku
ingin ditemani satu anak laki-laki yang gagah dan bapak si anak. Bapak si anak
adalah seorang pekerja keras yang juga suka dunia aksara sepertiku, mungkin
lebih lihai dan kritis. Kapan perlu Bapak si anak adalah yang kutemukan dari
sesuatu yang sedang aku cinta sekali saat ini. Seperti orang yang tersebut saat
salat malam beberapa waktu belakangan. Sekali lagi perlu diingat, ini baru
harapan.
Si anak lelaki sedang membaca
sebuah buku tentang dinosaurus dan buku-buku tentang robot yang ia comot di
toko buku tempat kesukaan kami satu keluarga. Sekalipun si anak laki-laki
senang sekali dengan robot, dia tetap adalah pembaca yang baik. Dia ceriwis
sekali. Sedang bercengkrama dengan Bapaknya di sofa merah, aku datang dan duduk
di sofa warna hitam, singgasanaku.
Malam itu adalah malam menuju
ulang tahunku dan sebuah kejutan dipersiapkan saat aku malah tertidur di sofa
hitam dengan buku bacaan yang baru saja kubeli. Kuenya adalah kue favoritku. Kedua
laki-laki itu memberiku buku bacaan baru sebagai hadiah ulang tahun. Sedang satu
orang gadis kecil lainnya membawakan makanan buatannya sendiri dengan lilin
menyala di atasnya. Gadis itu partner si laki-laki kecil sewaktu berjuang untuk
menjadi sosok.
Masa depan paling kuharapkan yang
harusnya bisa kuwujudkan. Sebuah keluarga kecil dengan sepasang anak kecil
kembar identik berbeda kelamin dan bapaknya yang mencintai aksara, aku juga. Dalam
sebuah perpustakaan yang nyaman sekali dengan sofa berwarna merah dan hitam.
Pertanyaannya sekarang, maukah ‘kamu’
menjadi partnerku untuk mewujudkan ini? Tak sulit bukan? Marilah. Sekarang waktunya
untuk tidur, siapa tahu terjadi lebih awal di dalam mimpi terlebih dulu.
Komentar
Posting Komentar