Selamat
pagi menuju Juli, meskipun masih di Bulan Juni. Tantangan katahati hari ke-4,
hal lucu dengan pasangan atau mantan. Ah, mantan lagi. Sebenarnya banyak sekali
hal lucu yang terjadi saat masih punya pasangan, meskipun selepas tak punya
gandengan ada hal luar biasa yang bisa didapatkan. Jomlo fi sabilillah kalo
kata anak madrasah. Karena tantangannya seperti itu, rasanya tak apa untuk
kutuliskan tentang kisah lucu yang paling kuingat dari seorang mantan. Mantanku
yang terakhir. Setidaknya dia yang paling gaptek dan malas membaca, jiwa
kulinya sangat amat kental. Hahahahaha.
Kejadian
ini mungkin bisa dihitung 7 tahun dari sekarang, sudah lama sekali. Kala itu
aku juga masih SMA dan dia juga setingkat di atasku. Lebih lagi waktu itu
mungkin baru 3 bulan jadian, kami diajak jalan bareng dengan kawan satu tim
olahraganya. Iya, dia atlit. Hati-hati dengan atlit, kalau sudah putus susah move on-nya. Sekaligus main ke warung
kawannya yang lain di satu tempat wisata ternama di kota ini. Ada 4 motor yang
artinya 4 pasang pula, satu dua orang diantaranya sudah kukenal dengan akrab
sebab telah beberapa kali bersua sebelumnya.
Sayangnya
sudah dekat dengan tempat wisata yang kami tuju, hujan turun deras dan kami
berteduh di warung yang masih tutup. Oh iya, waktu itu adalah minggu pagi
makanya masih tutup. Si Mantan menitip dompet padaku saat ia akan membuka
sepatu dan jaketnya yang basah.
Kalau
dipikirkan sekarang, sangat tidak pantas kelakuanku saat itu. Merasa
benar-benar jadi pasangan, aku malah membuka dompet si Mantan ini. Dengan lihai
tangan jahilku menemukan uang lembaran seratus ribu dan beberapa foto mantannya
si Mantan ini. Aku tahu membuka dompet laki-laki sembarangan adalah perangai
yang tidak pantas untuk seorang perempuan, pun nanti kalau sudah menjadi seorang
istri. Aku pernah dengar hal itu dari kawan yang ilmu agamanya lebih banyak
dari padaku. Tapi mumpung ada kesempatan dan mau tahu apa yang disimpan si
Mantan saat itu.
Aku
merasa kesal tanpa ampun. Seketika juga petir bergemuruh bak hatiku saat itu.
Emosi tiada ampun hatiku saat itu. Hanya saja aku berusaha untuk tidak terlihat
emosi di depan kawan-kawannya, untuk menjaga wibawaku juga saat itu. Sementara
si Mantan masih mengibaskan jaket dan sepatunya agar tak terlalu basah, aku
susun foto-foto mantannya di meja kosong yang ada di sana. Mantannya ternyata
bisa dikatakan jauh lebih cantik daripadaku, dan seksi juga.
“Bang
F, cantikkan yang mana di antara foto-foto ini?” aku bertanya pada kawannya
yang sudah akrab denganku.
Mereka
yang sadar hanya tertawa saja. Aku bertanya itu sebenarnya menyindir dia yang
lanjut merokok dengan kawan yang lainnya di sudut yang lain. Baru selepas rokok
dibakar dia sadar dan langsung setengah marah. Aku sangat yakin dia takkan bisa
semarah itu padaku. Karena masih diawal masa pacaran dan memang dia selalu
memperlakukan aku baik di depan kawannya. Dikumpulkan segala foto itu kembali
ke dompetnya.
Aku
kesal bukan semata-mata karena foto itu, aku kesal karena uang di dalam
dompetnya. Kala itu aku sedang kewalahan tak berduit karena suatu hal. Dia yang
seharusnya meringankan malah juga bilang kewalahan juga dengan duit. Malah di
sambungan telepon dia bilang tak ada uang sedikitpun. Pokoknya dia bilang
sedang susah sekali bulan itu. Ternyata di dompetnya ada duit dan tidak bisa
dibilang sedikit juga untuk status kami yang masih SMA. Di tambah foto cewek di dompet, di belakang
foto kecilnya bersama almarhumah mamanya. Menggelegak segala emosi.
Dibawanya
aku bicara berdua untuk menenangkan tapi tak mempan untukku segala maaf dan
penjelasannya. Kebetulan sekali aku sedang tersambung melalui pesan pribadi di
media sosial dengan beberapa kawan yang bersekolah di kota ini. Aku bilang aku
akan dijemput oleh si A, kawan SMP-ku. Aku mendesak ingin pulang saja ke
kosanku. Aku bilang begini, “tak apa Bang, aku akan pulang saja, aku sedang
meminta si A menjemput, kebetulan mobilnya sedang tak dipakai.”
Aslinya
tidak ada si A di kota, dia sedang mudik. Aslinya si A tak punya atau belum
punya mobil saat itu. Dan aslinya si A tidak sedang berkomunikasi denganku
beberapa waktu. Hanya ada si L, kawan perempuanku. Si A itu laki-laki, si
Mantan pernah bersua saat pertama bersua denganku di kawasan gelanggang
olahraga. Aku dan si A satu perguruan, ditambah memang si A lumayan tampan.
Entah
dia cemburu atau tidak, dia malah memaksa untuk mengantarku. Mungkin lebih baik
hujan-hujanan demi mendapat maaf dariku. Hujan juga lumayan sudah lebih reda
dari sebelumnya, katanya. Baiklah.
Di
perjalanan yang memang berliku dan menanjak hujan kembali turun. Karena hujan
hidungku malah meler sampai terdengar seperti menangis setiap aku menghirup
ingus yang entah iya ada entah perasaanku saja. Tiba-tiba dia berhenti dan
meminta aku jangan menangis. Muka kusembunyikan terus dibalik helm dan aku tak
bersuara sama sekali. Beberapa saat aku diam dia terus memohon untuk tidak
menangis. Aku diamkan saja terus. Akhirnya ideku muncul, aku menyuruh terus
jalan saja dengan suara yang diparau-paraukan. Biar dia meyakini aku menangis.
Sedangkan
dibalik kaca helm ini aku sudah sangat ingin tertawa, sulit aku menahan tawa
kala itu. Di perjalanan pulang dia masih berusaha untuk menjelaskan isi
dompetnya, meminta maaf dan tetap meminta aku tidak menangis. Dalam hati aku
seolah berteriak, “hoi, aku tidak menangis, ini ingus meler nih, buruan aja!
Hujan makin deras nanti.” Tapi dalam hati saja, aku senang dia memohon begitu.
Lucu
ga sih? Ah, kurasa ga lucu sih. Tapi bagiku lucu, lucu sekali malah. Akhirnya
sampai di rumah dia menelpon dan terus meminta maaf. Umur yang masih labil
juga, kumaafkan saja sekaligus kusampaikan kalau siang itu tidak ada yang
menangis, sama sekali tidak menangis. Hanya ingus saja, imbuhku lagi. Entah dia
kesal, entah bagaimana perasaannya. Sebab karena rasa bersalahnya dia sudah
membakar foto mantannya demi menebus yang katanya air mataku siang itu.
Meski
sudah tengah malam aku tergelak saat tahu dia sudah membakar foto mantannya dan
dia kesal katanya. Dia bingung sekali kalau menghadapi orang menangis, katanya
lagi.
Duh,
kok datar sekali ya? Hahaha, anggap lucu saja ya. Soalnya sudah lupa dengan
banyak hal mengenai mantan, demi #katahatichallange saja aku mau berusaha
mengingat hal lucu yang terjadi saat aku dengan si Mantan. Semoga saja ini
lucu.
Komentar
Posting Komentar