Akhirnya
datanglah pada tantangan hari ketujuh menulis bersama #katahatiproduction
bersama lebih dari 50 orang dari seluruh Indonesia ada di dalam grup berbagi
tautan tulisannya, termasuk aku yang sudah mengirimkan tujuh tautan ke dalam
grup yang dikomandoi kak Amel dan kawan-kawan. Alasan menjadikannya tambah seru
isi grup hampir setengah dari keseluruhannya berasal dari Sulawesi, pulau
favoritku. Pulau dengan jumlah pantai ciamiknya yang banyak.
Kenal
dengan akun instagram Kata Hati itu dari
akun Khrisna Pabichara, penyair yang mana bukunya hampir saja kujadikan
penelitian kuliahku. Sebelumnya mau bercerita tentang ketertarikanku dengan puisi-puisi
daeng yang satu ini, semuanya berawal dari musikalisasi puisi kolaborasi jarak
jauh yang dibuat penyanyi idolaku, Anji Manji. Puisi berjudul “Bulan, Embun,
dan Kamu” waktu kudengar pertama kali teramat ngena ke hati kalau kita sedang kasmaran.
Dari sanalah aku sesekali
mencari puisi Khrisna dan membeli di media during Pohon Duka Tumbuh di Matamu:
Sehimpun Sajak Rindu yang awalnya ingin kugunakan untuk Tugas Akhir. Ternyata
ditolak pembimbing karena katanya tidak kenal daeng Khrisna. Wajar, dia partai
tua sekali makanya tidak kenal seorang Khrisna.
Dan
pada akhirnya aku mengikuti daeng Khrisna di instagram. Aduh, jauh sekali ya. Tapi dari sanalah aku
akhirnya menemukan Kata Hati. Unggahan daeng Khrisna kurang lebih dua minggu lalu
mengantarkanku ke akun instagram kata hati, kukirim pesan singkat dan aku masuk
ke dalam squad #katahatichallange. Beberapa puisi dan tulisan yang masih jauh
dari kata seru untuk dibaca. Padahal aku sebelum ini tak pernah ikut dalam
tantangan menulis apapun, tidak tahu kalau lomba menulis dan masuk dalam
antologi namun tetap membeli buku itu termasuk semacam tantangan.
Dua
kali pernah iseng ikut ajang menulis di media during, dan dua kali itu juga
tulisanku masuk di antologi. Satu buku sudah ada dalam rak buku saya, satu lagi
sedang masa pencetakan. Kalau menulis di media pribadi bisa dikatakan sangat
sering, hanya tidak konsisten waktu unggahanku. Kadang aku bisa unggah foto
sekaligus menuliskan ceritanya panjang-panjang di instagram. Dari SMA juga
punya laman pribadi di platform blogspot. Nah ini sedikit lucu menurutku.
Jadi
saat SMA aku kenal dengan blog itu karena membaca laman blog. Aku yang ingin
sekali menulis buku karangan sendiri akhirnya membuat juga akun blog sendiri. Lumayan
banyak sekali isinya, terlebih pas zaman itu punya pacar dan sedang kasmarannya
sekali. Sekali lalu blog itu isinya hasil imajinasiku, seterusnya malah seperti
buku harian versi during. Kuisi dengan cerita yang tidak penting seperti apa
yang telah kulalui dan sebagainya. Sampai kuliahpun aku masih suka menulis
cerita harian di sana.
Sampai
pada masa dimana aku berfikir untuk mengunci semua tulisan masa lalu yang
kurasa sangatlah amat alay kalau kata anak sekarang. Akhirnya aku buat blog
baru yang sekarang ini dna mengunci blog lama, sesekali aku tetap unggah cerita
di sana yang menurutku pribadi. Jadi blog rahasia itu sudah kurencanakan akan
jadi bahan cerita dengan orang terkasih di masa depan. Sedangkan blog yang
sekarang kusiapkan untuk seutuh-utuhnya berbagi karya dan keluh kesah yang
patut.
Namanya
saja duniareza, kalau sudah bercerita bisa kemana saja perginya. Cerita hidup memang
saling terkait dan tak bisa dipisah-pisahkan, karena berpisah itu pahit. Pahit sekali.
Selama
mengikuti #katahatichallange, seru sekali. Terlebih grup yang isinya
orang-orang yang merindukan mantan selalu. Rasanya dengan adanya tema, ada
tautan yang begitu banyak dapat berbagi cerita juga satu sama lain. Kesan?
Jangan tanyakan kesan, yang pasti aku bahagia ikut dengan #katahatichallange
yang telah membuat rekor pembaca saya. Hahaha. Semoga bisa ikut lagi dengan
tantangan yang lain. Sudah malam, semoga selepas skripsi bisa menulis buku
karya sendiri, biar kalau seandainya ketemu daeng Khrisna bisa bicarakan karya,
bukan hanya foto bareng. HAHAHAHA
jadi penasaran sama blog lamanya... #ups
BalasHapus