Ketua Partai Receh dan Pengucapan Indonesia-nya.

Pagi tadi aku baca status dua penulis Sumbar yang melintas di beranda facebook tentang iklan ketua umum partai di tivi. Aku yang penasaran mencoba menelusuri aplikasi youtube untuk meliihat iklan yang dimaksud.


Sebelumnya perlu ditekankan bahwa aku bukan simpatisan partai manapun, jadi apa yang kutuliskan sekarang bukan maksud untuk menjatuhkan partai ini dan meninggikan partai lainnya. Aku ingin mengomentari si Ketua Umum Partai ini saja.

Pertama, iklan itu tdak ada informasi yang dibutuhkan rakyat manapun. Buah apa yang kulitnya kuning, isinya putih, namanya pisang, buah apakah itu? Apa esensi dari pertanyaan itu untuk partainya, atau untuk dirinya sendiri? Tujuan dari iklan partai sekarang adalah untuk mencari suara dan simpatisan rakyat. Dan kerecehan itu tidak ada memunculkan simpati sama sekali, malah makin menghilangkan simpati. Mungkin bisa diusulkan ke Cameo Project menantang beliau ini untuk adu receh.


Kedua, yang paling mengusik perasaan dan ingin kubahas sekali, yaitu pengucapan "Indonesia"-nya yang kedengaran seperti 'Indonesyia'. Hal sepele sih memang, tapi ini penting. Pengucapan nama negara memang tidak pernah menjadi masalah bagi orang-orang, mumpung ada momentum iklan receh dari partai receh ini, aku mau mengingatkan. Coba simak dan ulang-ulang pengucapan si ketua partai ini, dia menyebutkan 'Indonesya" dan begitulah kita sering melakukan pengucapan nama negara kita.


Dalam Bahasa Indonesia memang kita kenal diftong, penyatuan dua bunyi dari huruf vokal menjadi satu, seperti 'au', 'ai, dan lain-lain.Termasuk di antaranya diftong 'ia' yang secara tidak langsung muncul bunyi 'y' di sana. Bukan berarti bunyi 'y' dalam diftong itu menjadi kuat dalam pengucapan. Seperti ucapkan kata 'rahasia' berulang-ulang dan eja pelan-pelan. Bandingkan dengan pengucapan  'Indonesia' yang sering kita ucapkan dan yang diucapkan oleh ketua partai itu. Ada perbedaankah? 

Aku merasa ini masih sisa dari sindrom pengucapan Cinta Laura yang dulu terjadi ketika dia baru naik daun. Tidak mempersalahkan itu, hanya ingin mengajak untuk memperbaiki pengucapan Bahasa Indonesia kita. Tujuannya apa? Agar Bahasa Indonesia itu bisa kuat untuk dijadikan bahasa internasional. Ingatkan kalau salah. Lalu kenapa aku yang sibuk dengan pengucapan ketua partai itu? Karena aku mencintai Bahasa Indonesia. Lalu karena yang mengucapkan adalah ketua partai dan di televisi pula, selain itu pengucapan bahasa Indonesianya sangat keren hanya saja saat menyebutkan nama negara yang terpeleset. 

Semoga catatan ini bisa jadi catatan untuk kita semua juga untuk memperbaiki pengucapan kita dalam mewujudkan Sumpah Pemuda kita, menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Komentar

  1. Ambo tahu partai mana yang dimaksud...hahaha
    Memang dari awal melihat sudah geli-geli sendiri, inginku ja**b*k anunya, lalu teriak di kupingnya "kamu jangan lebay, njir!"

    Kemarin berulah kalau mereka duduk nanti akan menghapus perda syari'ah, maksudnya apa coba...hmmm sudahlah, semoga ia dkk. lekas dapat hidayah...aamiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, mengenai Perda ini juga sempat kulihat melalui Youtube, Mak. Dia lucu, emangnya ada Perda Syariah? Perda apa itu satu lagi disebutkan. Ini bukan cuman islam yang disinggung, ada satu lagi tapi males ulang videonya lah. Gimana kalau dia dimentorin aku dulu? Mumpung masih nganggur nih. Huhu~

      Hapus
    2. Perda Syariah ya jelas ada dong...
      Gas lah...
      Hahaha

      Hapus
  2. Mana ada wei, Mak. Perda yang berisikan tentang syariah baru ada. Aku lihat penjelasan kader PKS di Youtube saat lihat iklan norak mereka. Trus sekilas juga keceplosan Perda Katolik juga dia. Lulusan mana sih orangnya?

    BalasHapus

Posting Komentar