Demo mulu! HAHAHA

Minggu ini tersebar lagi video demo mahasiswa dari Provinsi Aceh, ramai sekali dan sangat salut melihat kompaknya beberapa almamater berbeda tetapi lantang dengan satu suara. Dari sana tiba-tiba terpikir beberapa hal yang lucu sambil mengingat beberapa demonstrasi mahasiswa yang kuikuti informasinya. Tetapi ini benar-benar pemikiran pribadi saja, bukan ingin menjelek-jelekkan. Dan bisa disebut juga harapan sih.

Setiap kali ada demonstrasi selalu diiringin dengan pelanggaran lalu lintas. Hal ini selalu bersua dalam setiap demo mahasiswa. Tidak menggunakan helm bahkan sampai bonceng tiga yang jelas-jelas akan tidak aman, ditambah lagi mereka konvoi. Kemungkinan buruk ketika konvoi tentu ada, malah ditambah dengan hal-hal seperti itu. Kita tidak pernah menginginkan hal buruk, tetapi bukankah antisipasi mengurangi kemungkinan buruk itu akan lebih baik dilakukan? Dan selalu ada saja pembenaran helm yang tidak cukup, kendaraan yang kurang, dan blah blah blah.

Selama aku kuliah, demonstrasi selalu direncanakan setidaknya pada malam hari sebelum hari demo itu, kenapa tidak pinjam helm sana-sini atau sewa kendaraan saja? Baiklah, tinggalkan tentang hal sederhana ini, meskipun sebenarnya ini tidak sesederhana itu juga.

Biasanya mahasiswa yang ikut demonstrasi ini adalah mereka yang masuk dalam organisasi mahasiswa atau lebih akrab kita sebut saja organisatoris. Selama menjadi mahasiswa lantang sekali mengkritisi pemerintah. Itu bagus. Sangat bagus karena berjuang untuk kemakmuran masyarakat. Hal yang menjadi menggelikan pikiranku saat ini. Oke, begini...

Ada banyak organisatoris di kampusnya, selepas wisuda masuk ke dalam pemerintahan. Melanjutkan hidupnya sebagai organisatoris di pemerintahan itu. Sayangnya, tidak sedikit yang tertangkap KPK dulunya adalah organisatoris yang mungkin saja ikut demonstrasi di jalanan. Duh, agak susah sih membahas seperti ini. Akan banyak lawannya, terlebih aku bukan pemapar yang baik pula. Hanya saja aku ingin sekali menuliskan hal seperti ini.

Di zaman kuliah lantang meneriakan segala macam untuk rakyat, ketika sudah ada ruang untuk kemakmuran rakyat malah lupa dengan perjuangannya di jalanan waktu kuliah. Kira-kira kenapa bisa begitu? Pribadinya yang jelek atau pengaruh ruang yang terlalu enak hingga lupa dengan apa yang diperjuangkannya dulu? Lucu sekali jika menjadi mahasiswa mau habis-habisan untuk turun ke jalan demi masyarakat, sedangkan saat sudah memiliki ruang untuk memegang kendali malah habis-habisan untuk diri sendiri saja.

Semoga mahasiswa yang sekarang dan mungkin nanti akan turun ke jalan, jaga diri dan jaga kebaikan di hati kalian agar saat ruang itu kalian yang kendalikan, tidak kalap mata dan nafsu untuk berkuasa. Semoga Indonesia kita bisa makmur dengan pemikiran kalian. Dan jangan tanya bagaimana aku jadi mahasiswa alay yang kerjanya lebih banyak memikirkan jadwal Ungu manggung dibandingkan harga cabai di pasaran. Hehehe.

Komentar