Selamat hari kesehatan nasional ya kalian, penting sekali
kesehatan ini dalam kehidupan kita semua. Penting sekali namun banyak yang abai
dengan kesehatan itu sendiri, kalau pun peduli masih kurang pemahamannya. Salah
satu permasalahan kesehatan yang sedang banyak dibicarakan adalah masalah stunting alias kondisi fisik yang lebih
pendek dari pada seharusnya. Ternyata masalah pendek ini bukan sebatas masalah
angka saja, aku baru tahu saat mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Yayasan
Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (YAICI) bersama ‘Aisyiah beberapa waktu
lalu. Meskipun dalam kesepakatan kesehatan dunia membolehkan adanya kasus ini
sebanyak 20%, tetapi respon Bu Merry dengan tegas, “tapi saya tidak setuju,
harusnya kasus ini tidak boleh ada lagi!” Mendengar ini aku langsung membatin,
segitu parahnya kah stunting itu?
Baiklah ayo kita bahas sedikit, karena memang sepenting itu untuk tahu
bagaimana stunting itu dan bagaiamana
mengatasinya.
Satu dari tiga malnutrisi ini; stunting adalah bentuk kekurangan gizi kronis yang secara fisik
memiliki tinggi badan dibawah standar normal dan terjadi pada saat mulai janin
tetapi baru nampak saat umur 2 tahun. Tanda-tandanya itu yang jelas bertubuh
lebih pendek dari seharusnya, berat badan bukannya naik malah cenderung turun,
pertumbuhan giginya lambat, dan kemampuan belajar menurun. Segitu doang? Enggak!
Akibatnya bahaya, untuk anak-anak saja nih bisa berakibat terjadi hambatan
perkembangan, penurunan fungsi kekebalan (kalau ini sih bisa bikin gampang
sakit ya), penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran lemak. Belum
cukup sampai disana, kalau orang dewasa bisa mengalami obesitas, penurunan toleransi
glukosa, penyakit jantung glukosa, hipertensi, dan osteoporosis. Tidak enak
sekali ya akibatnya, eh bukan tidak enak aja tetapi sangat berbahaya.
Sebenarnya sih penyebab stunting
itu masalah gizi saja, makanya kita harus memperhatikan apa yang kita konsumsi.
Apakah gizinya sudah mencukupi atau belum. Selain makanan bergizi dan
difortifikasi zat gizi, yang kedua ini kayak MPASI dan sejenisnya deh. Selain
itu kalau sudah ada gejala kekurangan zat gizi, beri suplementasu zat gizi
dalam bentuk obat. Dimulai dari apa yang ada dalam piring kita, kalau panduan
isi piring ya bisa di googling aja biar ga salah-salah ya. HAHAHA.
Yang penting jangan lagi tuh kalian makan mie instan, pake mi, dikasih kentang, telur, kadang dikasih krupuk atau kripik juga. Enak banget ya kayakya, tetapi ternyata itu sangat bahaya. Mari ubah kebiasaan lama. Heuheu. Makanan sehat itu juga ternyata tidak mahal amat kok, sayuran tinggal ditanam di halaman aja. Kalau untuk anak kos sepertiku malah makanan bergizinya bisa jauh lebih murah. Aku punya resep sendiri untuk pengganti mie rebus. Aku biasanya goreng bawang, cabe plus tomat, setelah itu siram air masukkan buncis atau sawi, masukkin telor. Enaknya bukan main itu. Meskipun banyak sekali pilihan makanan murah dan bergizi yang lainnya.
Yang penting jangan lagi tuh kalian makan mie instan, pake mi, dikasih kentang, telur, kadang dikasih krupuk atau kripik juga. Enak banget ya kayakya, tetapi ternyata itu sangat bahaya. Mari ubah kebiasaan lama. Heuheu. Makanan sehat itu juga ternyata tidak mahal amat kok, sayuran tinggal ditanam di halaman aja. Kalau untuk anak kos sepertiku malah makanan bergizinya bisa jauh lebih murah. Aku punya resep sendiri untuk pengganti mie rebus. Aku biasanya goreng bawang, cabe plus tomat, setelah itu siram air masukkan buncis atau sawi, masukkin telor. Enaknya bukan main itu. Meskipun banyak sekali pilihan makanan murah dan bergizi yang lainnya.
Biasanya untuk mendapatkan tambahan gizi lainnya, kita akan
minum susu yang juga beragam macamnya. Aku baru tahu saat Bpk.Arif dari YAICI
mengatakan kalau susu kental manis bukanlah sumber gizi yang baik, bahkan bukan
untuk diminum begitu saja. Padahal kalau dalam iklan susu kental manis adegan
minum segelas susu saat sarapan (kayaknya). Susu kental manis itu ternyata susu
sapi yang dikeringkan alias dihilangkan kandungan airnya lalu dicampur dengan
gula. Bahkan kata beliau kandungan gula di dalam SKM ini sebanyak 40-50%. Pantesan
kalau Ibuk kantin tempat biasa nongkrong kalau bikin kopi susu tidak pernah
pake gula lagi, susunya udah gula banget.
SKM inilah yang menjadi fokus YAICI dalam kegiatan yang
dilakukan tempo hari, sebab kesalahpahaman terhadap SKM ini abai dari kritik
masyarakat umumnya. Satu dua sih ada juga yang menyadari SKM itu bisa disebut
gula, namun lebih banyak yang menjadikan minuman utama buat anaknya di pagi
hari. Jadi dari setakar SKM gulanya sampai 21 gram sedangkan proteinnya hanya 3
gram. Waduh untung bukan penikmat SKM.
Susu Kental Manis | Source: Fimela.com |
Itulah pentingnya kita melihat kandungan gizi yang ada di
label sebelum membeli makanan atau minuman. “Kebanyakan orang pasti yang
dilihat harganya dulu, bukan kandungan gizi yang ada di labelnya,” seloroh Bu
Hilda dari BPOM. Padahal semua produsen harus menyertakan kandungan isi dari
produknya itu, kalau tidak dibaca ya sayang aja dong. Mengenai iklan SKM yang
membuat kita salah paham itu, pihak BPOM ternyata juga sudah menegur, bahkan
sering. Aturannya ternyata juga ada berupa undang-undang. Oh iya, BPOM itu
ternyata setiap hari melakukan pengecekan produk makanan dan minuman loh. Aku
baru tahu ini. Emang anaknya banyak tidak tahunya banget ini si Reza.
Tahun depan sudah 2020, lalu 25 tahun kemudian di 2045 tepat
dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Jangan kira aku ingat begitu saja, tema
acaranya kan “Program Peduli Gizi Anak Menuju Indonesia Unggul 2045”, nah jadi
Ibu Noor dari ‘Aisyiah pusatlah yang menjelaskan itu kepadaku. Aku lemah dalam
bidang angka-angka gaes, jadi tahu begitu karena dikasih tahu juga. HAHAHA.
Makanya saat ini kita sangat perlu untuk menyiapkan generasi emas di seabadnya
negara kita. Mulailah untuk memahami tentang gizi, kesehatan lingkungan,
membiasakan olahraga, membiasakan cek kesehatan, cek label produk, dan banyak
kebiasaan kecil lainnya yang akan sangat berpengaruh dalam persiapan seabadnya
negara kita tercinta.
Asiknya bisa tahu soal susu kental manis. Aasik ya bisa jumpa lagi
BalasHapusAyoklah, pacajang.. Cari kolesterol bareng HAHAHA
HapusHAHA, itu aja aku bingung motong dibagian mananya Kak. Kayaknya penting semua. :(
BalasHapusLain kali kalau yang beginian kudu banget dipotong-potong.. HAHAHA
Hmmm jadi ingin mencicipi resep sayur sawi dan telur itu...
BalasHapusBaca Juga:
BalasHapus60 Kisah Para Sahabat Nabi
Sejarah Hidup Abdurrahman bin Auf
Resseler Kaos Dakwah
Rencanakan Keuanganmu Dengan Baik Jika Ingin Travelling Ke Eropa
Kuliner Lezat Khas Lombok
Pantai Ujung Negoro, Pantai Cantik Nan Tersembunyi Di Batang