Selamat Ulang Tahun, Band Kesayangan; UNGU

Hari ini, 8 Juli 2021, band kesayanganku ulang tahun ke-25 tahun. A quarter life has began. Lagi mulai-mulai nih kacau pikiran menimbang kehidupan yang sudah banyak dilalui. Hihi. Sudah selama itu loh kalian masih terus sama-sama. Dan sudah 10 tahun sejak aku pertama kali bertemu waktu itu. Sendalku putus pas kali pertama ketemu Mas Oncy waktu itu. Tanggung jawab lo, Mas. HAHAHA. 

 


Aku mau flashback banyak hal kali ini, ini unggahan special untuk band kesayanganku. Kali pertama jatuh cinta waktu itu seingatku kelas enam sekolah dasar, masih baru-baru mekar tuh. Lagu hits yang dahSyat, inbox, dan banyak acara musik lainnya putar kala itu adalah Cinta dalam Hati. Di sanalah cinta ini tumbuh, lalu melihat sang gitaris unyu-unyu, Mas Oncy. Ihha, emang sampe sekarang Mas Oncy yang paling disayang sih, maaf banget ya Mas Enda ya.

Sejak itu, aku jadi sering ke lapak CD bajakan untuk mencari lagu-lagu Ungu. Ini aku harus minta maaf dan menjelaskan sedikit. Aku tinggal di kampung, ujung kabupaten. Toko musik itu tidak akan ada dan tidak mungkin ada. Hiburan cuma ada CD dan DVD bajakan. Ratusan lagu MP3 harganya cuma limaribuan. Itupun lapaknya hanya ada beberapa saja dan sekali seminggu. Apalagi masih SD-SMP di kampung kelahiranku standar kerennya ya segitulah saat itu. Saat itu ya!

Semua barang-barangku cenderung berwarna ungu dengan printilan macam-macam berlambang huruf ‘g’ bertanduk khasnya band Ungu ini. Sampai masa kuliah pun masih sering beli barang-barang berbau Ungu dan personilnya. Beberapa brand kaos juga sempat kutargetkan. Kemajuannya saat SMA sudah pandai membeli CD dan aksesoris original. Mahal memang, tapi untuk kepuasan dan kesenangan itu cukup worth it.

Semua isi unggahan media sosialku, yang kala itu baru adanya facebook dan twitter, adalah tentang lima om-om keren yang menjadi salah satu standar tampan di Indonesia. Meskipun masih ada Ariel Peterpan yang mengungguli semuanya kalau urusan tampan. Bahkan yang sudah kenal lama pasti tidak asing dengan ini ‘I-rheez Cliquers’ aku lupa nama belakang facebook-ku kala itu. Yang jelas Irez itu memang panggilan kesayanganku di rumah dari Almarhum Ayah. Di facebook itu punya banyak sekali grup yang menghubungkanku dengan banyak sekali penggemar band ini. Di semua grup biasanya berbagi foto, video, info terbaru, bahkan jadwal Ungu dalam beberapa minggu bahkan beberapa bulan. Serunya masa itu ya begitu, jadwal band apa saja pasti bisa diketahui bahkan beberapa bulan sebelum hari H acara.

Nah, menuju akhir tahun 2010. Aku ingat dan haru sekali mengingat jalan cerita ini. Grup diramaikan dengan jadwal Ungu dari November hingga Januari. Muncullah salah satu kota paling dekat denganku saat itu, Kota Padang. Aku mengomentari unggahan itu dan dibalas oleh anak yang kurang lebih seusiaku, namanya Uci. Dan menghubungkanku dengan salah satu pionir Ungu Cliquers Sumatra Barat, Kak Melly. Sekitar bulan November atau Desember, dengan beberapa kebohongan ke Ibuk dan sesuatu hal yang membuat Ibuk marah besar kala itu, aku bisa sempat bertemu dengan Kak Mely, Kak Rina, dan Bang Aries di Teebox.

Awalnya akan bertemu mereka dan anggota yang lainnya di GOR H.Agus Salim, cuma banyak sekali hambatan. Salah satunya ya kasus sesuatu hal tadi itu, travel yang lama sekali jalannya, dan supir pribadi a.k.a bucinan kala itu telat jemput. Alhasil langsung janjian dengan tiga orang tadi di Teebox untuk sekalian membeli tiket masuk club terkenal di Sumatra Barat itu. Club malam. Kelas dua SMA. GILAK! Itu pertama kali dan itu semata-mata hanya demi. DEMI.

Sampailah di Januari 2011. Abaikan kronologinya. Sebab dari tanggal 10 sampai akhirnya tanggal 12 aku ada di Padang, sendirian. Hal yang belum pernah terjadi dalam hidupku. Tapi detailnya sudah sering aku ceritakan ke orang-orang terdekat, sebab sangat berkesan masuk club malam di kali pertama. Tanggal 10 pagi, aku ke bandara sendirian tanpa motor. Aku naik angkot beberapa kali dan sempat terjadi tragedi memalukan tapi cukup berharga bagiku hingga saat ini.  Nanti kita detail-kan ini ya, pokoknya 10 Januari 2011 adalah kali pertama aku berpapasan langsung dengan 4 personil yang lebih awal datang saat itu. Enda, Oncy, Rowman, dan Makki datang lebih awal tanpa Pasha yang menyusul keesokan harinya. Press Conference, makan-makan sambil lirik-lirikan. Udah deh, detailnya lain kali nyusul.

Lalu setelah Januari itu, ada banyak cerita di banyak panggungan UNGU yang aku kunjungi. Aku punya beberapa kesan di beberapa panggungan mereka. Seperti ke Palembang pertama kali, itu konser mereka habis tepat di pergantian hari ulang tahunku. Berangkat dari Padang sendiri ke Jambi, lalu dari Jambi ke Palembang berdua dengan Kak Ica. Lalu ada kisah paling menyebalkan saat panggungan mereka di Ujung Batu, Riau. Sisi baiknya dari kisah menyebalkan itu, aku mencatatkan Maulana (anak Semarang) sebagai teman yang beneran teman. Padahal itu entah memang peduli dan percaya atau semata basa-basi doang, aku tidak peduli. Tetapi dia kawan baikku di Cliquers, satu-satunya yang percaya dengan cerita dari sisi aku. 

Lalu, ke Jakarta sendirian. Memang waktu itu salah satu host terkenal dan tertampan kebetulan memberikan THR dan aku menambah sedikit, ditambahkan Ibuk dan Abang juga saat itu. Di lain kesempatan pernah membeli sekardus mie untuk stok sebulan hanya karena menghemat uang untuk berangkat ke Jakarta, aku lupa untuk panggungan yang mana. Nanti diingat-ingat lagi deh. Pokoknya pernah seniat itu.

Punya teman baru yang waktu itu masih sering sekali bertemu, pergi nonton konser bareng-bareng. Menginap bareng-bareng. Kena usir panitia acara berkali-kali. Lari-larian ‘sok’ mengawal personil. Menemani Krungu checksound, itu bagian gaya banget tuh sok-sokan ikut nongkrong di panggung. Tiap sebentar minta pik gitar. Sana-sini foto dengan personil dan kru. Bahkan sekarang, dengan beberapa kru malah layaknya Abang.

Paling berkesan sih Desember 2014 sih ya, kayaknya. Konser spesial Ungu di RCTI. Satu studio 9 itu isinya anak-anak cliquers dari hampir seluruh Indonesia. Bentangannya tuh saat itu Padang sampai Lombok. Karena dari barat aku dan Kak Yanti, dari Lombok aku lupa namanya. Meskipun kalau diingat lebay juga ya kita di saat itu mengumpulkan ratusan tanda tangan penolakan Pasha maju jadi walikota. Momen kali pertama ketemu Bubi Enditha, Ibu Negaranya Mas Oncy.

Dulu sempat punya kontak Blackberry Messanger mereka juga, kalau Whatsapp aku tidak mau punya karena menurutku itu sudah privasi mereka. Sudah agak dewasalah pemikiran anak alay satu ini sekarang. Meskipun masih suka merecoki semua personil melalui instagram, tapi ya sudah biarin. Biar alaynya tetap terpelihara. Kadang merepotkan mereka dengan beberapa hal seperti ucapan ini dan itu lewat video. Ah aku ingat, pernah sekali waktu Mas Oncy terpaksa turun mobil lagi karena aku belum foto dengan beliau. Iya, sejak dulu aku tidak suka rebutan foto dengan yang lain, jadi sering yang paling belakangan foto dengan personil. Bahkan dengan Pasha malah tidak banyak foto berdua, biasalah frontman lebih sering dikerumunin orang-orang. Ya, kita cukup say hi dan mengalah.

Banyak momen dengan mereka yang sangat aku rindukan. Banyak sekali. Sepanjang ini saja belum cukup untuk mengilaskan banyaknya cerita dengan mereka. Dan tepat hari ini, 8 Juli 2021, mereka memasuki usia 25 tahun. Aku berdoa agar mereka terus sehat dan berkarya terus, sebab entah kenapa banyak moment pribadiku yang lagu mereka wakili. Banyak sekali. Kembali ke banyak panggungan, khususnya ke Padang. Aku akan selalu sangat merindukan moment mereka keluar dari pintu kedatangan bandara. Sejak dulu perasaan menunggu mereka di pintu kedatangan selalu menjadi perasaan bahagia terepic bagiku.

Sayang-sayang terus ke cliquers, khususnya aku. Aku akan sangat bahagia jika banyak lagi moment bahagiaku yang diwakili oleh karya-karya baru dari kalian. Mas Oncy, Mas Enda, Bang Pasha, Ayah Makki, Babeh Rowman, dan semua Krungu, aku menyayangi kalian sekali. Yok lagu baru lagi yok!

Komentar

  1. Kok gk ada pink sih?? Ungu semuašŸ˜£

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo dl UNGU semua, sekarang apa-apa kudu hitam. HAHAHA

      Hapus

Posting Komentar