[Ngoceh Doang] Tentang Rina Nose yang Tidak Punya Anak

Kemarin aku iseng scrolling tiktok dan menemukan satu konten dari Rina Nose, btw, she is so damn gergous. Talentanya tidak main-main. Jadi di konten yang aku temukan kemarin, dia sedang menjawab konten orang lain terkait omongan Rina Nose di sebuah podcast. Mbak-mbak itu kayaknya ustadzah gitu, even ya aku tidak mau banyak browsing juga siapa dia.

Dia menanggapi potongan video tentang alasan Rinos tidak mau punya anak, di video itu  Rinos bilang 'anak akan nambah masalah lagi’. Dan si mbak-nya malah menghujat sampai mengatakan kalau omongan Rinos ini tidak bisa dijadikan kiblat alias dijadikan contoh. Padahal potongan kalimat rinos perkara anak itu perlu penjabaran yang akhirnya dijabarkan jelas oleh Rinos dalam konten tiktoknya.

Rinos bilang bukan si anak yang akan jadi sumber masalahnya, tetapi diri dia sendiri. Dia yang tidak memiliki kesiapan untuk mempunyai anak, panjangnya sih lihat ke tiktok beliau saja. Namun singkatnya begitu. Lalu ada lagi di tiktok yang merespon, kan beliau ini artis bisa bayar pengasuh, pembantu, dll. Meskipun Rinos juga bingung harus menjelaskannya bagaimana. Tapi aku jadi gatel untuk menuliskan ini, subjektif-nya aku terhadap kejadian ini.

Dalam pikiranku, punya anak bukan tentang membesarkan dalam artian sesempit cuma kasih makan, sekolahin, dan hitungann fisik semata. Banyak hal magis yang tidak bisa dijelaskan ringkas. Ini akan sedikit judging, tapi aku tidak begitu sepakat dengan Ibu-ibu muda yang lebih suka menyusui ke mesin lalu memasukkan ke dalam botol untuk kemudian diminum si anak. Padahal sudah ada penjabaran ilmiah tentang menyusui anak, terlebih menjadi moment menjalin kedekatan dengan si anak. Bahkan kalau tidak salah, dalam psikologi sudah dikaji bagaimana pentingnya mengajak bayi yang belum lahir untuk berbincang.

Sekarang apakah banyak orang tua yang paham perlunya membiarkan anak menunjukkan dia sedih, dia marah, dan lain-lain? Ya banyak, tapi mampu tidak dia menunggu anaknya yang menangis karena marah? Atau lebih parahnya, banyak tidak orang tua yang mampu membedakan anak bayinya menangis karena dia marah atau sedih?

Banyak orang tua berhasil membesarkan anaknya, tapi tidak banyak yang berhasil mendidik dengan benar anak-anaknya. Koruptor tuh salah satunya tuh, orang tuanya perlu ditanyakan bagaimana mendidiknya. Saelah!

Aku tidak bisa menjelaskan panjang lebar, karena emang belum punya anak juga. Tapi aku percaya kalau anak yang lahir dan tumbuh dengan kedekatan yang dibangun orang tuanya, akan jauh lebih baik dari anak yang cuma lahir dan besar di keluarganya. Ngerti kan maksudku?

Di hari-hari aku membantu uni-uniku di studio, sering kali aku memperhatikan costumer yang bawa anak-anak. Mereka yang tidak punya kedekatan sama sekali dengan orang tuanya, kebanyakan susah sekali diajak berkomunikasi. Diajak berkenalan bingung, saat diberi pengarahan susahnya minta ampun, harus dibujuk sebegitu rupa. Sementara anak-anak yang berhasil punya kedekatan dengan orang tuanya akan komunikatif, ya bingung juga mukanya, namanya juga ngobrol dengan stranger.

Cuma ya gitu. Serumit dan semagis itu untuk menjadi orang tua. SEBERAT ITU.

Boleh deh diperiksa, sekarang seberapa banyak sih anak-anak yang pendapatnya diperhitungkan orang tuanya? Paling ya di beberapa anak beruntung untuk bisa seperti itu. Di banyak anak ya tidak sama sekali. Jadi butuh banyak afirmasi dari luar rumah untuk membangun kepercayaan diri. Padahal nih ya, bahkan anak kecil 2 tahun aja tuh butuh didengarkan loh. Bukan cuma didengar omongannya lalu mengabaikan, jangan, tapi menunjukkan sikap mempertimbangkan itu juga pentingnya.

Kemarin juga sudah ada toh survey yang bilang lebih dari 40% (kalau tidak salah ya ini) mengalami gangguan mental. Ya karena apa? Kalau lingkungan pengaruhnya kecil, yang paling besar pengaruhnya ya kembali lagi: ORANG TUA.  

Ya udah, segitu aja ngocehnya yang sebenarnya agak ragu juga untuk mempublishnya. Cuma ya udah lah ya, sikat aja. Selamat pagi dan mari kembali ke Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, kisah Magi Diela yang diabaikan permohonannya oleh Ayahnya sendiri. Padahal dia udah diperkosa, tapi Ayahnya tidak belain dia. Orang tua aneh itu Ama Bobo itu.

 

24 – 01 – 2023

05.20

Komentar

  1. Iyaaa banget Bangg.. Ga tentang uang yang cukup, atau waktu yang berlebih.. Tapi hal magis yang ga bisa kita jelaskan dan beda orang beda kisahnya ya kan??


    Btw, agenda meet up belum jadi jadi nih?

    BalasHapus

Posting Komentar