Perjalanan Super Mepet - Part 1 (Bali - Dec'22)

Mari kita bercerita tentang perjalanan ke Bali tempo hari, meskipun di Bali hanya dua hari tiga malam tapi percayalah ceritanya akan panjang. Mungkin akan jadi dua atau tiga postingan untuk semua itu. Ada beberapa yang ingin aku bagikan, kali ini aku bagikan beberapa tempat yang aku singgahi di Bali. Seperti biasa aku punya agendaku sendiri dalam agenda rombongan.






Ternyata total ada delapan tempat yang aku singgahi dengan segala drama yang aku lewati sepanjang perjalanan. Dari kondisi bis yang seadanya dan kurang nyaman, ya setidaknya aku berusaha sekali menikmati perjalanan. Anggap saja sedang jadi orang lapangan. Jadi, aku punya 8 tempat yang aku singgahi selama di pulau Bali, so here is it. 

 

1.     Pelabuhan Gilimanuk

Kalau ini sih sudah jelas ya, orang perjalanan empat hari empat malam pakai bis sudah jelas lokasi pertama yang akan disinggahi pelabuhan ya kan? Meskipun tentu saja aku tidak sempat turun ke pelabuhan langsung, hanya bisa melihat-lihat dari bis ya.


Melihat bagusnya pelabuhan Gilimanuk, dan melihat beberapa pelabuhan yang di sana-sana juga bagus, wacana ‘ngeteng’ di masa muda kayaknya memang harus dilaksanakan dulu sebelum gaung-gaung berisik berbunyi, saelah~ 

 

2.     Desa Penglipuran

Salah satu yang mempesona sekali menurutku, bersih sekali. Dan dunia sudah mengakui desa adat ini menjadi wilayah terbersih di dunia. Dan memang kalau sudah bersih sudah pasti menyenangkan untuk dikunjungi.



Serunya di sini aku menemani Buk Ta menelusuri rumah penduduk sampai ke pura keluarga, melihat situasi dapur, dll. Mungkin tidak banyak yang melakukan itu, dan tahukah kalian alasan Buk Ta sangat penasaran dengan suasana rumah orang Bali itu? Sebuah dampak FTV yang sering ditonton Ibuk di rumah. Disertai juga penjelasan langsung oleh tetua di rumah itu. 

 


3.     Kintamani


Di sebut singgah juga tidak sih kalau ini, karena hanya mampir untuk makan siang sambil melihat pemandangan Gunung dan Danau Batur. Yang berkesan di sini ya cuma karena bisa bertemu dengan kak Marisna, cliquers senior di Pulau Bali, ehhaa.. Dibawakan jeruk seabrek-abrek, kebetulan jeruk Kintamani salah satu jagoan wisata mereka untuk oleh-oleh. 


Di sini juga aku mencicipi makanan khas-nya Kintamani, Mujaer Nyat-nyat. Bedanya Mujaer yang dimasak dengan bumbu khas ini hidupnya di air yang memiliki kandungan belerang. Begitu kata Bli Wayan Beton yang menjadi guide kami selama di Bali. Dan, ya udah gitu. 


 

4.     Pantai Pandawa

Akan menjadi pantai yang paling terkenang, sebab kedatangan perdanaku ke sana harus ditutup dengan kabar duka dari rumah. Angku berpulang setelah seharian dalam perjalanan Ketapang – Pandawa aku kegirangan tanpa arah. Mungkin itu kalau kata orang tua-tua, jangan terbawa girang kalau berpergian.



Lalu kemudian kami kembali ke Pandawa versi siang harinya dan panasnya masyaallah. Untungnya ya foto-foto di sana saat siang ternyata bagus sekali. Ditambah kamera dan pengarah gayanya Posu Genta, jadi foto-fotonya perfect sekali untuk stok stori. 



 

5.     Pantai Kuta

Tentu saja ini tidak ada ceritanya sama sekali. Memang jauh lebih bersih ya kalau dibanding-bandingin, cuma ya wujudnya tetap pantai. Akhirnya aku dan Ibuk hanya duduk menikmati kelapa muda yang udah rada-rada tua. Udah, gitu doang. Jangan harapkan aku punya foto di sini, sampai di sana aku sudah drop dengan suasananya yang membosankan. Atau mungkin karena innerchild-ku ingin main ombak, namun takut basah-basahan mengingat aku tidak mengagendakan itu dalam wacana. 


6.     Area Peristiwa Bom Bali

Sepertinya ini doang yang membuat aku bersyukur ikut di trip itu. Bucket list untuk bisa bawa motor di Bali sudah ceklis. Itu pun sempat melewati Kampus Udayana, dimana fakultas ilmu budayanya menjadi salah satu yang diperhitungkan di Indonesia.

Jadi keseruan ini didukung oleh NMax-nya Kak Dina. Dari Jalan Sunset Road melewati Kampus Udayana, kemudian makan bakso tengah malam dekat Pasar Badung, lanjut ke arah Kuta lalu melewati area tempat kejadian Bom Bali 1 yang tentu saja sudah kembali menggeliat dan meneruskan motoran ke arah Legian untuk foto di monument Bom Bali 2.


Karena ke Legian, jadi berbonus penampakan dunia malamnya Legianlah ya. Ya gitu deh pokoknya! Seru. Liat jedag-jedug jam 2 pagi. Liat ani-ani di balik remang-remang jalanan, ehhhaaa! 

Terima kasih banyak banget pokoknya buat Kak Dina. Nanti kita kemBALI ketemu lagi pokoknya di Bali, suatu saat ya Kakdin, Kak Marisna juga. 

 

8 .  Garuda Wisnu Kencana



Kalau yang satu ini gila untuk dilewatkan ya, meskipun selepas menyinggahi kawasan GWK kaki langsung meronta minta dibawa pijit. Sebuah warning kalau ke Garuda Wisnu Kencana, memang adalah wisata yang untuk seharian pol-polan di sana.


Harus sangat amat diluangkan waktunya. Pertama kawasan GWK sangat luas, kedua karena ada ribuan anak tangga yang kalian perlu lewati. Dengan alasan yang kedua sudah jelas harus santai, sesekali (sering) duduk ambil nafas. Sefruit saran sih, pakai outfit yang super duper nyaman. Siap untuk berkeringat.




Aku sangat amat menikmati semuanya sih di GWK. Mulai dari perjalanan dari parkiran dan ke parkiran pakai shuttle bus, menunggu tiket, masuk ke areanya yang super luas, naik tangga yang jadi olahraga dadakan. Dan tentu saja persembahan Tari Kecak yang disajikan di sana. Bahkan rela menunggu untuk bisa foto bersama dengan para talent-nya. Meskipun foto-foto si tukang foto ada saja kurangnya, entah yang motoin kurang pas, giliran pas ada yang nongol. Ya udahlah ya. 



Tidak hanya itu ya pemirsa, sempat-sempatnya narsis saat berbincang dengan pembawa acara festival akhir tahun yang sedang berlangsung di sana. Ini sih aku masih mengingat-ingat siapa yang sempat memotretku, kalau video ada. Cuma ya videonya agak memalukan juga untuk di bagikan. Mungkin nanti kita tanyakan Bu Gusmidarli atau Bu Susilawati, siapa tahu ada memotretnya. 

 

8.   Tanah Lot


Di Tanah Lot suasananya sudah tidak terlalu pas, sebab badan sudah lelah sekali. Ditambah mood yang berantakan selepas perdebatan perkara Bromo, ya kali naik Bromo jam 4. Entahlah itu sore atau pagi, kalau pagi itu udah agak kesiangan dan kelewatan moment. Sementara kalau jam 4 sore ya ngapain? Masih ngakak dengan hal itu.




Well, di Tanah Lot aku hanya melihat Pura itu sebentar lalu memilih untuk mencari kedai di dekat pintu masuk. Sekalian mengisi batrai handphone. Sekalian nyamilin Popmie juga sih. Lalu, udah. Gitu aja, lalu kembali ke RM Anak Minang kemudian meneruskan jalan kembali ke Gilimanuk. Udah. 


-------------------------

Dan itu saja 8 tempat yang aku kunjungi selama aku dua hari di Pulau Bali. Selayaknya di Bali itu harus beberapa minggu agar bisa menikmati Bali seutuhnya, tidak terburu-buru seperti kemarin. Kayaknya next-post mau unggah bacotanku untuk perjalanan tergila yang pernah aku ikuti.

Komentar

  1. Bisa lah ya nte, masuk sircle bali nehh😝

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa ga bisa! Gas langsung, nih ante suka nih yang gini-gini nih πŸ˜†

      Hapus
  2. Si paling baliiiiiiii

    ih aku kapan ya bisa ke bali huhu

    Anyway Eja menunjukkan perspective yang lain lho dari Bali. Niceee

    P.S.
    Selama ini kita kalo baca cerita soal trip ke Bali itu foto-fotonya pasti di pantai-pantai-pantai-pantai-pantai-pantaiiii, ini ke pantai juga tapi background fotonya bisa yang lain kok bikin cerita trip ke bali jadi lebih segerrr

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku si paling bali nih Bang, ayok bikin plan ke Bali bareng πŸ˜† soalnya kalo ke Pantai ga basah tuh ngerasa berdosa aku Bang, meskipun tidak bisa berenang yaaa.. Tapi masih ada tempat yang pengen bgt aku kunjungi tau Bang, museum sukarno belom 😭 kudu bgt bikin pengajuan dl katanya. 😒

      Hapus

Posting Komentar