Berlebaran di Kota Bandar Lampung [Apr' 2023]

Selamat hari lebaran Idulfitri, Syawal 1444H.

Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin. 

Antara senang dapat merayakan kemenangan idulfitri juga sedih melepas bulan suci ramadan. Dimana kembali berharap untuk dipertemukan dengan bulan suci penuh berkah itu. Allah mampukan umur kami untuk kembali menikmati bulan full-senyum untuk kami itu lagi dan lagi. 

Mari bercerita tentang lebaranku tahun ini yang ngide dengan random di Kota Bandar Lampung. 

Ide ke Lampung

Jangan mengira ini karena faktor keviralan Lampung karena #BimaEffect ya! Ini memang bagian dari wacana Abang yang tertunda. Wacananya muncul karena doi sering berkesempatan main ke sana untuk urusan pekerjaan. Jadilah libur lebaran kali ini Lampung adalah top of mind-nya Abang. 

Begini, awalnya ini adalah agenda liburan aja. Rencana perjalanannya di awal itu berangkat setelah salat ied. Tapi di H-1 (atau di hari lebaran versi Muhammadiyah) kami ngide berangkat hari itu biar sekalian salat ied di Kota Bandar Lampung. 

Keraguan pagi itu kutegaskan saja karena Abang bertanya ke Ibuk, beliaunya ragu. Tanya ke Rani dia terserah terus jawabnya. Alhasil ya udah, Kakak juga setuju. Maka siang di H-1 kami berangkat ke Lampung. Perjalanan setidaknya 5 jam melewati tol Palembang - Lampung dengan lancar jaya. 


Staycation di Aston City Hotel

Aku kebagian kamar 720, sea-view. Keren sekali bisa menyaksikan pelabuhan Bekaheuni, lautan yang jadi jalur penyeberangan, beberapa bangunan yang ada di bukit, dan banyak lain yang nampak di mata. First impression-ku jelas nyaman sekali. Sampai beberapa kendala, tidak banyak. Cuma tiga aja kok, dan tidak terlalu menggangguku. Namun tiga hal tentu terlalu banyak bagi catatan pelayanan mereka. Dan tidak perlu kujelaskan di sini juga sih. 

Tenang, ini cerita pengalaman pribadi semata. Jadi aku bercerita sesuai rasa-rasanya saat kemarin menginap di sana saja. 

Sampai di Kota Bandar Lampung, Abang dengan segala keajaiban aplikasi yang dia punya, kita kebagian tempat di Aston City Hotel. Bagi warga lokal sih katanya hotel ini tidak begitu berkesan baik, karena ini itu yang memang perlu diperbaiki oleh hotel bagus yang satu ini. Akupun juga setuju saat seorang kawan memberikan reaksi. 

Di luar hal itu, aku tidak ada urusan dengan rekomendasi akomodasi. Pilihan kalian masing-masing itu. Urusan akomodasi kita punya standarnya masing-masing. Soalnya mau ceritakan bagusnya, jaminan view aja nih sama skylounge-nya asik.

Salat Idulfitri di Masjid Agung Alfurqon 

Aku, Abang juga katanya, berekspektasi akan sangat ramai. Akan ada kemacetan di bundaran dekat sana. Terbayang akan salat di halaman bukan di dalam masjid. 

Ternyata kerennya Bandar Lampung, masyarakatnya salat di lokasi terdekat dari rumah saja. Alhasil di Masjid Agung kota, tidak membludak sebegitunya. Tapi bukan berarti sepi ya permisah! Aku tetap kebagian di teras, tepat sekali di depan pintu masuk masjid. 

Selain lampu yang disertai speaker tambahan, aku terkesima melihat Ibu Dinkes yang sedang ramai disoroti media sosial. Ternyata jilbabnya bisa biasa aja, aku melihatnya langsung tanpa style hijab cetarnya. 

Itu sih Abang yang ngeh pertama, meskipun aku sedikit meragukan. Cuma semoga benar yaaaa, malu juga nulis ini kalau infonya salah. Ya kan? 😁

Silahturahmi ke Lembah Hijau 

Layaknya makhluk bumi pada umumnya, kami juga bersilahturahmi ke makhluk bumi lainnya. Hehehe. 

Dan kami mengunjungi Lilis di Lembah Hijau. Cewek manis ini ternyata memang sebesar itu ya kalau sedekat itu. Kaget aku. Fyi, Lilis itu salah satu gajah di Lembah Hijau. Salah satu andalan wisata Kota Bandar Lampung. 


Lembah Hijau ya tinggal kalian google segala info yang kalian mau. Ini sih lumayan buat PDKT-an sama gebetan, soalnya banyak jalan kaki. Ya emang keliling taman satwanya harus jalan kaki sih. Bagiku ya itu yang aku butuh, jalan kaki. Karena pagi itu setelah salat ied, kalap banget makan di penginapan. Bebas dari cuci piring, ya kan, jadi bebas mau ngapain aja. Opsi terbaik, ya makan! 

Koleksi binatangnya memang tidak sebanyak Kinantan Zoo di Bukittinggi, cuma karena letaknya di kawasan dengan ikon gajah, jadi istimewanya pasti di bagian gajahnya. Meskipun sepenglihatanku hanya ada 3 gajah besar, 1 induk gajah protektif yang baru lahiran, dan 1 baby gajah yang usianya belum sebulan. 

Nami, Rayyan, Nuwa bersama Abang Dendi naik gajah besar. Ada dua gajah yang bisa dinaiki. Ada satu gajah lagi, si Lilis. Gajah narsis dengan senyum semanis itu. Sepertinya dia juga belum setua yang disediakan untuk naik itu, jadi aku kira ya kecil aja gitu.

Ternyata saat kami akan berfoto aku menyadari gajah memang seluar biasa itu gedenya. Saat aku mendekat, si Lilis mendekatkan wajahnya, lumayan merinding juga. Pantas anak-anak yang berfoto sebelumku bisa menangis ketakutan. Hingga akhirnya aku bisa akrab sama Lilis dan jadilah kita foto berdua. 

Ada banyak binatang lain juga di Lembah Hijau. Dari beruang madu, harimau sumatra, siamang, orang utan, dan ada birdpark-nya juga. Di taman satwanya juga ada pertunjukkan hewan yang dipandu oleh pelatihnya masing-masing. 

Kerennya di Lembah Hijau itu ternyata semacam wisata terpadu, ada waterboom-nya, ada taman bermainnya (meskipun mungkin dampak pandemi, sudah lama tidak dipakai, jadi jelek sekali) , sampai ada cottage-nya juga. 

Meet Up Ungu Cliquers Lampung

Sebagai Cliquers yang super extrovert pada zamannya, tentu saja aku punya teman di Cliquers Lampung. Malah dua makhluk ini terhitung sahabatku di Cliquers. Sudah lama sekali kenal melalui media sosial. Sekali waktu itu ketemu saat konser di RCTI tahun 2014, studio 9. Ingat betul moment keren itu, auk deh kalo bagi orang lain yang ngatain alay. 


Alhasil setelah nyaris 9 tahunan tidak ketemu, mereka menghampiriku ke penginapan. Sudah pasti dengan segala omelan ala mereka karena tiba-tiba aku nongol di Lampung.

Diajak makan Bakso Son Haji Sony, bakso kenamaan dan kebanggaan warga lokal. Memang di hari kami sampai sudah mengunjungi salah satu gerainya, gagal karena mereka sudah tutup. Ternyata memang selaris itu karena setengah 8 malam saja sudah tutup. Kalo kata Eno, telat semenit aja pasti ga kebagian lagi. 

Dec' 2014 - Apr' 2023

Selepas makan, akhirnya aku, Retno, Voni, sama Heri duduk di Fore yang aku bisa sombong lebih bagusan Padang. Bukan berarti jelek yaa! Lepaslah itu pergibahan duniawi. Meskipun belum semua pergibahan bisa ditumpahkan, tapi lumayan bisa remake foto zaman masih jaya di Cliquers. Hihiw! 

Berlebaran sesungguhnya! 

Tetap merasakan lebaran yang pada umumnya manusia lakukan; bertemu keluarga. Yang ini beneran banget nih. Hahaha! 

Menyempatkan bersua dengan Uni Uci, anak kedua Pak Uwo (Abang tertua Ayahku). Beliau kebetulan akan berlibur lebaran bersama suami dan anak-anaknya di Lampung. Karena emang keluarga Abangnya di Lampung. Sayangnya pas dia datang di hari kedua lebaran, juga merupakan hari dimana kami harus pulang ke Palembang. 

Sebelumnya kita makan bakso, bagiku makan bakso lagi. Di kedai yang sama, tapi cabang yang berbeda. Rasa? Ya sama! Top lah pokoknya. 

Sesempatnya saja untuk ketemu dan gantian, estafet main di Lampung. Sampai ketemu lain waktu, Uni dan Abang juga Alif dan Zaki. 

Ya udah, saat tulisan ini selesai aku juga baru menyelesaikan cucian liburan kemarin. Dengan selesainya cerita Lampung, daki hasil keringatan di panasnya Lampung juga selesai ditumpas. 

Tentu saja terima kasih Abang, Ibuk, Kakak, Rani, Nami, Rayyan, dan Nuwa untuk trip kali ini. Sayang aja Angga tidak bisa bergabung karena belum bisa cuti dari kantornya. Semoga next trip bisa lengkap semua. Aamiin! 


Palembang, 24 April 2023 

Pukul 00.20 WIB 

Komentar