Terharu total bisa menyaksikan film The Little Mermaid versi live action hari ini. Benar-benar menangis saat credit tittle. Sedekat itu dengan Part of That World dan Under the Sea punya Disney ini sampai bisa merasa sebahagia bisa bersenandung dengan salah satu princess Disney favoritku ini. Meskipun Rapunzel akan selalu jadi jawara untukku.
Jangan menaruh harapan apalagi ekspektasi film ini akan semegah Beauty and The Beast karena memang masih banyak sekali kekurangan yang akan terasa. Terlebih bagi orang-orang yang terbiasa menonton film juga akan merasakan. Hanya orang yang cinta buta sama Disney yang akan merasa sepertiku tadi itu. Film ini tuh pemuas inner-child sekali.
Seperti yang kita tahu, film live action ini sudah punya pro-kontra sejak awal pengumumannya. Disney memutuskan untuk memberikan perubahan besar terhadap wujud Ariel 2023 dengan tampilan kulit hitam dan rambut yang berbeda. Sementara sejak 1989 perdana tayang di serial televisi, kemudian Return To the Sea di tahun 2000 sampai di film ketiganya tahun 2003, Ariel tampil sebagai perempuan kulit putih dan berambut lurus.
Tanpa bermaksud membandingkan, aku menyesal tidak menyaksikan The Little Mermaid di layar 3D seperti saat aku menyaksikan Avatar The Way of Water tempo hari. Dengan segala kekurangannya, gambar yang disajikan masih menyenangkan sekali kok. Aku benar-benaar menyesal membeli tiket untuk layar 2D yang padahal harganya juga hampir sama saja. Atau apa mungkin kita ulang saja? Ehhee.
Aku sangat menyarankan untuk menonton di layar 3D sih minimalnya!
Jalan cerita film ini hampir sepenuhnya mirip dengan The Little Mermaid versi kartunnya di awal-awal. Hanya saja semakin segar dengan aransemen music yang baru, wujud yang lebih real, ya memang tidak real sih tapi nampaknya real gitu loh maksudnya. Lagu-lagunya sih hampir semua familiar bagiku.
Celetukan Awkwafina dengan suaranya yang sudah jelas lucu juga semakin menghiburku sebagai penikmat Disney. Dia sebagai burung bernama Scuttle bersahabat dengan Flounder si ikan dan Sebastian si bawel. Hiburan banget untuk anak kecil yang masih ada dalam jiwa ini, eehaa.
Sayangnya cantiknya rakyat Raja Triton hanya muncul di akhir film. Aku si Disney banget ini tidak mau sebut kemunculan para duyung ini jelek, hanya saja tidak memuaskanku. Dih si Disney ga tuh!
Aku juga cukup terkejut dengan penonton yang meramaikan layar pertama CGV untuk film The Little Mermaid ini. Aku tidak mengira sama sekali ada cowok-cowok yang sengaja untuk menyaksikan film ini bahkan betah menunggu credit tittle-nya habis. Bukti bahwa memang The Little Mermaid melekat di kepala anak-anak 80’ , 90’ sampai 2000’ awal.
Kalian kalau ada yang mau ajak aku menonton lagi The Little Mermaid ini, ajakin di 3D aja ya! Beneran deh, aku menyarankan ke 3D aja biar bisa menikmati tampilan Under The Sea-nya dengan total.
ga jadi baca ah. endingnya melukai. 😑
BalasHapusGa boleh gituu!
HapusReviewnya keren, ditunggu review the flash kak
BalasHapusAkhirnya ada yang komen gini 😠padahal yang ini tuh rada2 beneran ga tahu mau nulis apa saking senengnya nonton ini 😠makasih yaaa, who ever you are.
Hapus