Rumah Maggot di Kelok Batuang

Kalian harus tahu kalau aku sebenarnya takut dengan ulat dan sebangsanya yang menggelikan. Pernah beberapa tahun yang lalu waktu si bungsu masih kecil, dia iseng dengan mengagetkanku dengan ulat beras. Kebayang kan? Ulat beras sebesar apa sih? Sekecil itu. Hasilnya aku setengah pingsan karena paniknya.

Maka ini akan menjadi pencapaian baru yang berhasil aku unlock tahun ini adalah berdekatan bahkan memperhatikan Maggot, yang notabene adalah ulat juga bahkan itu jenis belatung.  Kecil mungil, menggelikan. Maggot alias belatung adalah larva dari jenis lalat Black Soldier Fly atau nama latinnya Hermetia Illucens, Stratimydae, Diptera atau sering disingkat lalat BSF.

Nah, aku bulan Agustus menyinggahi Kelok Batuang, bukan untuk singgah makan mie rebus, tetapi menyinggahi salah satu kelompok masyarakat yang sudah dua bulan ini mengembangkan si maggot-maggot yang lagi hits ini.

Ini tuh sebenarnya salah satu janji Allah yang benar-benar kejadian, bahwa apapun itu pasti tercipta dengan sebuah tujuan yang baik. Ehaaa, syariah sekali. Seperti kataku tadi, maggot beberapa tahun ke belakang memang sedang terdengar terkenal karena manfaatnya yang ternyata banyak sekali, bukan kaleng-kaleng.

Pengurai Sampah

Iyap, semua sampah organik dari rumah tangga kelompok ibu-ibu di Kelok Batuang sekarang tidak akan menjadi sampai yang penuh bau tidak sedap lagi. Soalnya semua sisa makanan organic yang biasa dibuang begitu saja, sudah diubah menjadi santapan lezat si magot-magot itu. Mereka akan mengurainya lebih cepat dari biasanya.

Apalagi masyarakat Kelok Batuang ini sebelumnya juga sudah memiliki kelompok untuk pengelolaan Bank Sampah. Sekeren itu, mereka juga punya kelompok pengembangan kopi juga.

Kembali ke sampah, untuk sampah organik sudah aman dengan adanya magot.

Pakan Ternak Full Protein

Tentu tidak habis sebagai pengurai sampah saja, si uget-uget ini ternyata bisa dijadikan pakan ternak yang topcer juga. Kalau peternak lele sih pasti paham, kalo lelenya dikasih maggot pasti jadi gemuk-gemuk.

Sudah banyak penelitiannya kok yang bilang kalau maggot bagus untuk ternak karena proteinnya bagus untuk ternak. Tapi aku tidak tahu ya kalo itu bisa bagus juga untuk manusia atau tidak, yang jelas proteinnya bagus banget untuk meningkatkan kualitas ternak.

Ibu-ibu di Kelok Batuang juga katanya akan segera mempelajari pemasaran magot untuk peningkatan kualitas ekonomi di masyarakat mereka. Keren sekali pokoknya.

 

Calon Peternakan yang Mengutungkan

Kan sudah ada tuh dua fungsi dari maggot, otomatis ini akan menjadi sumber cuan-cuan luar biasa untuk mereka yang mengembangkannya. Sudah banyak kelompok ataupun individu yang berhasil mendapatkan keuntungan dari peternakan ulat uget-uget cikal bakal lalat prajurit-hitam-terbang ini.  

Kelompok Rumah Maggot ini dalam waktu dekat juga akan sampai di titik itu. Di titik akan memasarkan maggot ini ke pasaran setelah berbulan-bulan mengembangbiakan si uget-uget.

Kelompok Maggot Binaan PKBI dan Aqua

Terakhir, ayo kita berkenalan dengan para mamanya Maggot di Kelok Batuang. Jadi di Kelok Batuang ini memang banyak kelompok masyarakat dalam berbagai bidang, termasuk kelompok yang mengembangkan maggot ini.

10 orang Ibu-ibu terhimpun di kelompok ini yang dibina oleh PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) dan Aqua serta bekerja sama juga dengan Bank Sampah Unit Kelok Batuang. Kerennya pembinaan itu mereka yang akan merikues, begitu kata ibu mar yang kebetulan piket hari itu.

Mereka ini baru memasuki bulan ketiga untuk pengembangan maggot ini, nanti mereka akan rikues lagi pembinaan terkait pemasaran maggot.

Ada lagi, mereka baru saja ikut lomba di Dinas Pertanian beberapa waktu lalu. Belum menang, tetapi untuk kelompok yang baru saja memulai dan langsung masuk ke gelanggang lomba begitu sih keren luar biasa yaa!

 

Jadi begitulah ceritaku dengan Maggot bulan lalu. Meskipun aku masih belum berani untuk memegang langsung si belatung hits ini, setidaknya berdekatan lama saja sudah menjadi pencapaian besar bagiku. Selanjutnya kemana lagi kita?