Minang Geopark Run lagi kita..
Eits, aku tidak ikut lari ya teman-teman. Kemampuan fisikku belum sebaik itu untuk diajak naik turun jalanan Bukittinggi. Berbeda dengan tahun sebelumnya, aku membersamai MGR hanya di garis start/finish mengalungkan beberapa orang paling awal sampai di sana.
Meskipun kali ini terasa jauh lebih singkat dari pada dua MGR yang kuikuti tahun-tahun sebelumnya, tapi aku masih mendapatkan cerita menyenangkan yang tidak mau aku lewatkan begitu saja tanpa dipatrikan di blog ini. HARUS KALIAN BACA YAA!
Tim Medis Dadakan
Aku menjadi bagian dari Tim Gate kali ini, dengan segala pemandangan seru di garis start dan finish. Di moment start pagi itu aku melihat pemandangan wajah-wajah yang berlainan suasananya. Ada yang ambisi akan mencapai finish duluan mengejar hadiah, ada yang memang bersenang-senang menikmati rute pelarian mereka, bahkan ada wajah berkecamuk antara semangat berlari di sebuah event dengan rasa kantuk yang masih ada.
Lain di moment start, lain pula ketika para pelari mulai berdatangan kembali di titik finish-nya masing-masing. Beberapa yang paling awal dikalungkan sebagai potensial juara, kemudian kedatangan mereka disambut riuh kehebohan MC dan orang-orang di sana. Tidak lupa official-photographer yang juga ready mengabadikan moment.
Di sinilah aku lihat bagaimana kepuasan seorang pelari mencapai garis finish dengan berbagai ekpsresinya. Dan di situ pula aku lihat bagaimana garis finish bisa sesakral itu bagi pelari. Salah seorang pelari untuk kategori 21K tiba-tiba mengalami keram kaki hanya beberapa meter saja dari garis finish.
Kakinya keram bahkan dia mengatakan kakinya mati rasa tidak bisa diajak bekerja sama untuk berjalan ke posko medis. Sempat ditanggulangi kawannya dari komunitas yang sama, entah mengapa aku meyakini tangisnya pecah bukan hanya untuk rasa sakit tetapi juga kesakitan yang membuat dia harus melewati garis finish dengan dibopong orang-orang. Aku juga ikut membopong Kakak ini yang aku tak sempat lagi melihat namanya.
Menjadi Saksi Perilisan Lagu Upiak Isil
Bagian terkeren dari MGR setelah pengalungan potensi juara adalah menyaksikan Upiak Isil menangis di panggung. Upiak Isil menjadi bagian panggung utama bersama Adim MF, Kak Ola, Bang Wery, dan Diandra n Friends.
Sebuah kebetulan di hari itu menjadi pertama kali Upiak Isil menyanyikan lagu yang juga dirilis pada hari yang sama. Lagu sedih ‘paumbuak-umbuak’ Gunung Marapi berjudul Marapi yang bisa kalian dengarkan di youtube Usil Production.
Dia yang punya ikatan batin kepada Bukittinggi tentu juga memiliki kedekatan itu ke Gunung Marapi. Menjadilah tetes air mata dan serak suara menahan tangis Upiak Isil menyanyikan lagu barunya ini. Kalian coba deh dengarkan lagunya.
Tenang, yang namanya selepas lari perlu hiburan dibayar tuntas dengan permainan KIM oleh Upiak. Sorak sorai setelah getaran lagu Marapi tetap menyenangkan ketika angka sebaris cukup untuk mengambil hadiahnya.
Untuak Upiak Isil, selamat atas lagunya ya!
Menginap di Kareem Hostel
Well, seharusnya aku menginap di homestay kawasan Belakang Balok, Bukittinggi. Hanya saja aku jauh lebih baik tidak mengganggu yang lainnya, terutama mereka yang besoknya akan berlari di race. Kebetulan penawaran dari seorang teman masih berlaku dan sebuah kebetulan penginapan ini berada hanya beberapa puluh meter saja dari lokasi acara.
Kondisinya, aku tidak tidur dengan cukup di hari sebelumnya dan perjalanan yang lumayan itu pasti akan membuatku tidur dengan tidak estetik dan mungkin saja mengganggu sekali. Jadi, penawaran ini kugunakan sebaik mungkin malam itu.
Hostel Kareem ini berada di Jalan Ahmad Karim, tepat di belakang Ramayana Bukittinggi. Kalian harus paham konsep hostel adalah penginapan dengan fasilitas yang digunakan bersama dengan pengunjung lainnya. Ada beberapa kamar yang tersedia private dan itulah kamar yang aku tempati malam itu.
Buatku Bukittinggi itu harus dinikmati dengan berjalan kaki dari satu titik wisata ke titik yang lain. Itu yang membuat penginapan Kareem adalah pilihan yang patut dipertimbangkan. Pertama penginapan ini dekat dari mana saja, dari jam gadang lewat depan Novotel tak sampai 100 langkah. Beberapa ruko di sebelahnya sampai di tangga menuju rumah makan tempat legenda Ayam Pop tercipta.
Alasan kedua, tempatnya cukup untuk sekadar tidur dengan harga yang affordable. Nyaman juga karena areanya bersih untuk sebuah fasilitas bersama. Ada beberapa lantai dengan fasilitas yang berbeda-beda.
Malam itu aku bisa tidur dengan kenyamanan pribadiku seperti biasa di rumah tanpa mengganggu tim atau peserta yang lain, bisa datang tepat waktu tanpa tergesa-gesa, dan aku bisa jalan kaki menitipkan motor di Hostel Kareem, juga menitipkan tas barang dengan santai.
Alhasil, dari MGR aku bisa membawa pula kenalan baru, kenangan baru, cerita baru untuk kutabung. Terima kasih Uda Arif dan Kak Ica masih tetap mengajakku ke acara ini. Semoga lain kali bisa membantu lebih banyak lagi di event kalian. Selamat untuk para runners dengan medali barunya yang keren sekali.
Terima kasih juga ya Bang Faisal untuk akomodasi penginapan yang tepat sekali untukku saat itu. Lain kali harus kita bersua dan berbincang.
It's so nice story dear, keep spirit to share your good story everš
BalasHapusThank you for this heart-warming comments. I will! ❤️❤️
HapusSeru ya. Sayang gk bisa ikut padahal pengen ikut dari dulu lari-lari kayak gitu. Masih ada mendalinya gk wkwkw
BalasHapusNext ikutlah bangg.. masa medalinya aja š¤£
HapusGoks banget tulisannyaš„
BalasHapusTerima kasih.
Hapuswishlist bisa explore dan main main ke Bukittinggi.
BalasHapusTernyata di Bukittinggi juga ada event sekeren ini ya, aku ikutan "lomba" lari bisa diitung jari, itupun color run. Dan aku meskipun tergabung di komunitas lari, tapi masih males malesan kalau latihan
padahal dulu termasuk semangat banget, nggak tau nih sekarang kok agak males
karena seringnya lari setelah pulang kantor, jadi kayaknya mager gitu
Ayok dong semangat lagi.. Geopark Run tahun depan menunggu nih! 5K aja, yang penting hepi-hepinya. Follow aja di IG nya @beyondrun atau geoparkrun..
HapusPengin ikut event lari gini ... tapi ada nggak ya event lari dari kenyataan Re? *eh
BalasHapusAtau kita bikin aja gimana Kak?
Hapus