Mitos Menentukan Bulan Puasa ala Urang Pasia

Assalamualaikum, Ramadan. Malam minggu ini akan menjadi tarwih perdana di tahun ini. Meskipun semalam masih ragu-ragu untuk memulai puasa di hari Sabtu atau Minggu, sebab langit nampak gelap sekali karena mau hujan. Loh apa hubungannya? Sini kuceritakan! 



Jadi, semalam Bapak Y yang menyebalkan itu menerangkan kalau dari dua metode menghitung masuknya bulan Ramadan. Metode hisab dan rukyat. 



Mengutip dari Kompas, hisab merupakan metode menghitung posisi benda langit, khususnya matahari dan bulan. Sementara rukyat adalah observasi benda-benda langit untuk memverifikasi hasil hisab. Yang mana kata si Bapak Y kedua hal ini saling mendukung satu sama lainnya 



Bagi orang pinggir pantai alias urang pasia punya metode sendiri untuk menetapkan hati kapan memulai puasa. Kita sebutlah orang lama di pinggir pantai atau orang dulu-dulu yang hidup di pinggir pantai. 



Sama halnya dengan orang yang dekat dengan alam, urang pasia banyak membaca alam untuk menentukan banyak hal. Membaca awan untuk menentukan jadwal menangkap ikan, warna langit untuk mengira kabar duka, dll. 



Nah, Ayahku (almarhum) sebagai orang Bungus Teluk Kabung, urang pasia tulen juga seperti itu. Di semasa hidupnya pernah bercerita banyak tentang langit dan alam. Salah satunya kalau datang hujan 'sadarok' itu pertanda pergantian bulan datang dan besok bulan sudah berganti. 



Dari situlah saat semalam melihat langit begitu pekat namun sidang isbat memutuskan puasa pertama di hari Minggu, kami sekeluarga saling lempar bertanya kapan akan memulai puasa hingga sebelum tidur kami putuskan ikut jadwal pemerintah saja. 



Kalian ada cerita lain? Bagi dong sini.. 

Komentar